KONTRIBUSI
MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA
Adek Cerah Kurnia Azis1, Ramalis Hakim2,
Yahya3
Konsentrasi
Pendidikan Seni dan Budaya
Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program
Pascasarjana
Universitas Negeri
Padang
email:
adek_peros@yahoo.com
Abstract
The
hypotheses that are going to be tested in this research are: (1) the
contribution of learning motivation toward students of Visual Art Education
Program learning achievement, (2) the contribution of rent house environment
toward students of Visual Art Education Program learning achievement, and (3) the
contribution of both learning motivation and rent house environment toward
students of Visual Art Education Program learning achievement. The
results of this research shows that: (1) learning motivation contributes
9,1%, (2) rent house environment contributes 52,3%, and (3) both learning
motivation and rent house environment simultaneously contribute 56,8% toward
students of Visual Art Education Program’s learning achievement. Furthermore,
the achievement scores of learning motivation variables are 77,9%, in the
medium category. Then, rent house environment variables toward students of
Visual Art Education Program’s learning achievement are 51,4%, in less
category.
Kata
kunci: Motivasi belajar, lingkungan tempat tinggal, hasil belajar
mahasiswa seni rupa.
________________________
1 Mahasiswa penulis tesis Kosentrasi
Pendidikan Seni dan Budaya untuk wisuda periode Maret 2013.
2 Pembimbing I, dosen Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
3 Pembimbing II, dosen Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Pendahuluan
Belajar merujuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar, yang merupakan upaya
manusia untuk memperbaiki kualitas diri, menunjukkan adanya perubahan,
modifikasi tingkah laku atau pengalaman manusia yang menghasilkan kemajuan manusia itu sendiri yang
berhubungan dengan perubahan dalam suatu organisme. Hal ini berarti belajar
membutuhkan waktu, belajar juga merupakan suatu hasil pengalaman yang membuat
perubahan.
Belajar juga merupakan
perubahan tingkah laku atau perubahan kemampuan manusia
yang dapat bertahan dan bukan hasil dari pertumbuhan fisik. Pertumbuhan fisik
yang terus berkembang bukanlah hasil dari belajar, perubahan dalam sifat-sifat fisik
misalnya tinggi dan berat tidak termasuk belajar. Belajar merupakan suatu
proses yang kompleks yang terjadi dalam diri seseorang sepanjang hidupnya
(Arsyad, 2006:1). Kesuksesan seseorang dalam belajar
ditentukan oleh: (1) faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan (2) faktor
yang berasal dari luar diri manusia.
Pendapat di atas diperjelas
oleh Gagne (dalam Dahar, 2011:2), bahwa belajar “suatu proses dimana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Seiring dengan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha
sadar manusia untuk memperbaiki kualitas diri, sehingga memperoleh hasil yang
baik. Dalam pencapian hasil tersebut banyak faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri (intern) dan yang berasal dari luar diri
manusia (ekstern). Faktor yang
berasal dari dalam diri yaitu berupa motivasi belajar, sedangkan faktor yang
berasal dari luar diri seseorang berupa pengaruh dari lingkungan sosial berupa
lingkungan tempat tinggal.
Motivasi
belajar yang tinggi merupakan suatu hal yang baik untuk mencapai hasil belajar
yang diinginkan, dimana motivasi merupakan pendorong timbulnya tingkah laku
atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya
belajar. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
bagus atau jeleknya hasil belajar seseorang. Motivasi memiliki peran yang
sangat penting dalam diri seseorang. Hal
ini disebabkan karena motivasi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar.
Contohnya rendahnya motivasi belajar pada mahasiswa merupakan gejala yang tidak
baik, karena rendahnya motivasi belajar menunjukkan adanya sikap acuh tak acuh
terhadap hasil belajar.
Keberhasilan
seseorang sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya motif motivasi belajar
pribadi itu sendiri, dengan kata lain pembangunan diri akan sukses bila
motivasi belajar orang tersebut tinggi. Jika gejala negatif tidak segera
dideteksi dan diatasi secara dini, maka masa depan seseorang akan sangat tidak
menguntungkan. Mahasiswa yang juga disebut generasi muda diharapkan mampu
berprestasi terhadap hasil belajarnya dan mampu menghadapi tantangan-tantangan
yang ada pada masa sekarang dan yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan di atas, bagaimana motivasi belajar
mahasiswa Jurusan Seni Rupa dalam lingkungan sosial dilihat dari sebuah tempat
tinggal berupa lingkungan kos. Motivasi belajar yang tinggi akan lebih baik
bila sebuah lingkungan tempat tinggal memberikan pengaruh yang positif terhadap
diri seseorang, dimana lingkungan yang jelek akan mampu mengikis habis motivasi
belajar yang tinggi terhadap hasil belajar seseorang, hal ini dilihat pada
lingkungan tempat tinggal mahasiswa Jurusan Seni Rupa.
Lingkungan sosial merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang dalam belajar. Komponen yang
mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari lingkungan sosial
diantaranya adalah baik buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik, maka diperlukan lingkungan tempat tinggal
yang baik pula. Lingkungan tempat tinggal yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri seseorang, begitu juga sebaliknya lingkungan yang buruk akan
berpengaruh buruk terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar.
Berdasarkan pendapat
yang telah dikemukakan di atas, ada kecenderungan bahwa hasil belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
ditambah dengan lingkungan tempat tinggal yang baik akan memperoleh hasil
belajar yang baik juga. Sementara motivasi belajar yang tinggi bila lingkungan
tempat tinggal membawanya ke dalam kejelekkan akan membuat hasil belajar yang
kurang baik pula.
Bertolak dari uraian di atas dapat disimpulkan, keberhasilan
seseorang dalam belajar itu dipengaruhi oleh motivasi belajar yang tinggi dan
kondisi lingkungan tempat tinggal yang baik, dilihat dari kondisi di atas, hal
ini penting untuk diteliti, karena sebagian besar mahasiswa Universitas Negeri
Padang, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa tinggal di
lingkungan yang beraneka ragam, dimana dari lingkungan itu ada yang tinggal di
lingkungan kos yang ada pengelola dan lingkungan kos yang tidak ada pengelola.
Berdasarkan masalah di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kontribusi motivasi
belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa,
(2) kontribusi lingkungan tempat tinggal terhadap hasil belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, (3) kontribusi motivasi belajar dan
lingkungan tempat tinggal secara bersama-sama terhadap hasil belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini tergolong dalam penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian ex post facto atau after the fact merupakan penelitian yang dilakukan terhadap
peristiwa yang telah terjadi atau terhadap berbagai pengaruh yang telah terjadi
pada masa lalu. Penelitian ex post facto
merupakan bentuk atau bagian dari penelitian deskriptif (Lufri, 2007:57). Penelitian
deskriptif merupakan dasar dari segala jenis penelitian, karena untuk
menggambarkan atau menceritakan fenomena yang akan diselidiki dan melukiskan
variabel demi variabel haruslah dideskripsikan terlebih dahulu dengan
menggunakan teknik deskriptif. “Penelitian deskriptif dilakukan untuk
memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena”
(Prasetyo, 2010:42).
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang tinggal di lingkungan kos,
mulai dari Tahun Masuk (TM) 2008 sampai dengan 2011 dengan jumlah populasi 400
orang. Mengingat jumlah populasi cukup banyak perlu diambil sampel. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik stratifield proportional random sampling,
melalui teknik ini diharapkan akan diperoleh sampel dengan proporsi dari setiap
kelompok dalam strata populasi. Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Cochran (dalam Maiyulis, 1991:43). Sebanyak 79 orang yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini nantinya.
Pembahasan
Menurut Hamalik (2011:30)
mengemukakan hasil belajar adalah “bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Hamalik (2011:159) juga menjelaskan bahwa hasil belajar adalah “segala hal yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Kemudian Sudjana (2009:49)
memaparkan hasil belajar adalah “perolehan perubahan tingkah laku setelah
melakukan proses belajar, perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor”.
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang tampak
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor), ketiga hal ini berupa penilaian akhir dari
proses-proses dan pemberian-pemberian yang telah disampaikan berung-ulang, yang
akan disimpan dalam waktu lama, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mencapai hasil belajar yang
diinginkan.
Maulana (2012:7)
menjelaskan bahwa “motivasi adalah tenaga penggerak dalam diri individu yang
mendorong individu tersebut untuk bertindak dalam mencapai tujuan tertentu”. Selanjutnya
Mc. Donald (dalam Hamalik, 2011:58) menjelaskan tentang pentingnya motivasi
khususnya dalam belajar, Ia mengatakan bahwa “motivation is an energy change within the person characterized by
affective arousal and anticipatory goal reaction”. Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan yang hendak dicapai akan
berjalan dengan baik apabila lingkungan membawanya ke arah kebaikan pula.
Iskandar (dalam Nurdin, 2012:146) menyatakan: “bangkitnya motivasi belajar intrinsik seseorang sangat dipengaruhi
oleh motivasi ekstrinsik, yaitu behavior (perilaku).
Selanjutnya Jeremy
(2001:51) menjelaskan bahwa “motivation
is some kind of internal drive which pushes someone to do things in order to
achieve something”. Motivasi adalah usaha yang dilakukan dari dalam diri
untuk mendorong seseorang mencapai suatu tujuan. “Motivated means to be moved to do something”. Motivasi adalah
dorongan untuk melakukan sesuatu (Richard, 2000:54). Emily R. (2011:5) mengatakan bahwa “motivation involves a constellation of
beliefs, perception, values, interests, and actions”. Motivasi terdiri dari
kepercayaan, persepsi, nilai-nilai, ketertarikan, dan perbuatan.
Bertolak dari
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
kekuatan penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dorongan
tersebut bisa berasal dari dalam diri (internal) dan luar diri (eksternal), untuk mengadakan perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang, bisa perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor, diukur dengan
beberapa indikator meliputi: (1) adanya hasrat dan keinginan keberhasilan, (2)
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita
masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, dan (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Selanjutnya Yusniati (2008:30)
menjelaskan bahwa lingkungan tempat tinggal adalah hubungan antar manusia,
yaitu mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman bergaul, mahasiswa dengan
keluarga, dan mahasiswa dengan komunitasnya. Lingkungan sosial kampus, seperti
dosen, staf, dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar seorang
mahasiswa. Lingkungan tempat tinggal akan mempengaruhi proses belajar seorang
mahasiswa karena lingkungan inilah yang paling dekat dengan kehidupan seorang
mahasiswa.
Lingkungan sosial adalah keluarga
dan masyarakat yang saling berinteraksi dengan kondisi tempat tinggal seseorang
yang bisa mempengaruhi baik atau buruknya hasil belajar seseorang tersebut
(Iru, 2006:100). Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi seperti
keinginan untuk belajar muncul dalam tindakan individu setelah “dibentuk” oleh
pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, motif individu untuk melakukan sesuatu,
misalnya motif untuk belajar dengan baik dapat dikembangkan, diperbaiki, atau
diubah melalui belajar dan latihan yaitu melalui pengaruh lingkungan (Uno,
2012:146).
Seiring dengan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, lingkungan tempat
tinggal adalah segala yang terdapat disekitar individu menetap, berupa tempat kos, baik
yang bersifat biotik (keluarga, teman
bergaul, pengelola kos, masyarakat, dan mahkluk hidup lainnya) dan abiotik
(rumah, asrama, kosan, dan benda-benda tak hidup lainnya) yang selalu
berinteraksi secara timbal balik, baik secara langsung maupun tidak langsung,
berupa lingkungan yang ada Ibuk atau Bapak kos, yang memiliki kewewenangan dan
sebaliknya. Sebuah lingkungan kos yang ada
pengelola akan mendapatkan perhatian dan memperoleh keamanan dari pengelola, perhatian tersebut bisa berupa aturan-aturan, yaitu berupa larangan-larangan
yang menghambat prilaku-prilaku yang tidak baik, sementara keamanan tersebut,
berupa terjaga dari gangguan luar yang tidak baik. Berdasarkan
pemaparan di atas, dapat dilihat pengukuran indikator sebagai berikut: (1)
berupa lingkungan belajar yang tenang, (2) mendapatkan perhatian, (3) kebutuhan
akan rasa aman, dan (4) kebutuhan etika.
Berdasarkan pada hasil analisis data
penelitian ini, menunjukkan bahwa motivasi belajar berkontribusi sebesar 9,1%,
lingkungan tempat tinggal berkontribusi sebesar 52,3%, dan motivasi belajar dan
lingkungan tempat tinggal secara bersama-sama berkontribusi sebesar 56,8%
terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa.
Selanjutnya pencapaian skor variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa berada pada kategori cukup yaitu
77,9%, sedangkan variabel lingkungan tempat tinggal terhadap hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa berada pada kategori sangat kurang
yaitu 51,4% dari skor ideal. Motivasi belajar dan lingkungan tempat tinggal
adalah dua faktor penting yang berkontribusi terhadap hasil belajar di samping
faktor-faktor lain yang tidak bisa diabaikan yang juga berkontribusi terhadap
hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang belum dikaji
dalam penelitian ini.
Variabel motivasi belajar memberikan
kontribusi terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa,
kemudian variabel lingkungan tempat tinggal juga berkontribusi terhadap hasil
belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Untuk itu variabel
motivasi belajar dan variabel lingkungan tempat tinggal, baik secara
bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri berkontribusi terhadap variabel
hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Berikut ini akan
diuraikan secara holistik sehingga data penelitian diharapkan dapat memberikan
makna yang berguna.
1. Kontribusi Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
motivasi belajar memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan kotribusi
yang berarti terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni
Rupa. Besar kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa 9,1%. Penelitian ini secara empiris
menunjukkan bahwa motivasi belajar yang tinggi memberikan kotribusi yang
signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa,
analisis data menunjukkan bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap
hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, dimana variabel
motivasi belajar berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 77,9%, maka
dari itu untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, usaha untuk
meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa
perlu ditingkatkan, sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman (2008:41) “seseorang
akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi”.
Tujuan masa depan juga mempengaruhi
kekuatan motivasi yang ada di dalam diri, dimana tujuan yang hendak dicapai
akan tercapai dengan adanya dorongan yang kuat dari dalam diri untuk mencapai
hal tersebut, Hamalik (2011:158) mengemukakan bahwa “motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan”.
Sebuah motivasi belajar yang tinggi akan
membawa hasil belajar yang lebih baik, Hamalik (2011:160) memaparkan “motivasi
mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan
timbul suatu perbuatan seperti belajar, sebagai pengarah, mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan sebagai penggerak, besar kecil
motivasi yang akan menentukan cepat atau baik buruknya pekerjaan”. Segala
kegiatan yang dilakukan memerlukan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, perlu usaha untuk
meningkatkan motivasi belajar yang tinggi, sehingga tujuan dan segala keinginan
bisa tercapai dengan baik.
2. Kontribusi Lingkugan Tempat Tinggal
terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
lingkungan tempat tinggal berkontribusi sebesar 52,3% terhadap hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Analisis deskriptif menunjukkan
bahwa lingkungan tempat tinggal mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa berada
pada kategori sangat kurang dengan skor rata-rata 51,4%. Lingkungan tempat
tinggal yang baik akan membawa siapa saja yang berada di lingkungan tersebut ke
arah yang baik pula dan sebaliknya sebuah lingkungan yang jelek akan menjadikan
siapa yang tinggal di sana ke arah yang jelek pula.
Kegiatan belajar akan baik bila lingkungan
tempat belajar tersebut juga baik, sebuah lingkungan yang baik membuat yang
tinggal di sana betah untuk belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik pula. “Baik buruknya lingkungan
disekitar seseorang merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan jiwa
dan keberhasilan prestasi belajar seseorang (mahasiswa), lingkungan tersebut adalah lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat”, (Purwanto dalam Saputra, 2010:3-10).
3. Kontribusi Motivasi Belajar dan
Lingkungan Tempat Tinggal Secara Bersama-sama terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Hasil analisis data penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar dan variabel lingkungan tempat
tinggal secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap hasil belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Besar kontribusi kedua variabel
secara bersama-sama terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Seni Rupa sebesar 56,8%, sisanya sebesar 43,2% merupakan
sumbangan variabel lain yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Padang yang belum dikaji dalam
penelitian ini.
Analisis data menunjukkan secara
signifikan hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa
dipengaruhi oleh motivasi belajar dan kondisi lingkungan tempat tinggal, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hasil belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa akan dipengaruhi oleh motivasi belajar dan
lingkungan tempat tinggal, dimana motivasi belajar yang tinggi jika tidak
didukung oleh lingkungan tempat tinggal yang baik, maka tidak akan berarti
terhadap hasil belajar, sebagimana yang telah disampaikan oleh Slameto (2010:54) bahwa
“faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu: (a) faktor yang berasal dari
dalam diri manusia (internal) dan (b)
faktor yang berasal dari luar diri manusia (eksternal).
Faktor internal yang mempengaruhi
hasil belajar seseorang berupa motivasi belajar, sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan sosial”.
Hasil belajar akan baik bila kedua faktor ini saling mendukung satu sama
lainnya.
Simpulan
Motivasi belajar
memberikan kontribusi sebesar 9,1% terhadap hasil belajar mahasiswa Program
Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Padang. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan hasil belajar, mahasiswa harus memiliki keinginan untuk
berhasil dalam belajar, kebutuhan dan dorongan dalam belajar, memiliki
cita-cita yang tinggi, melakukan yang terbaik untuk mendapatkan nilai yang
tinggi, tidak cepat bosan dalam belajar, dan kenyamanan dalam belajar.
Selanjutnya hasil analisis deskriptif diketahui bahwa motivasi belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa berada pada kategori cukup dengan
tingkat pencapaian responden sebesar 77,9% dari skor ideal.
Lingkungan tempat
tinggal memberikan kontribusi sebesar 52,3% terhadap hasil belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
meningkatkan hasil belajar, mahasiswa dapat memilih lingkungan tempat tinggal
yang tenang, lingkungan yang memberikan perhatian, lingkungan yang memberikan
keamanan, dan lingkungan yang memberikan teguran bila salah, sehingga
mendapatkan kebutuhan akan etika. Selanjutnya hasil analisis deskriptif
diketahui bahwa lingkungan tempat tinggal mahasiswa Program Studi Pendidikan
Seni Rupa berada pada kategori sangat kurang dengan tingkat pencapaian
responden sebesar 51,4% dari skor ideal.
Motivasi belajar dan
lingkungan tempat tinggal secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar
56,8% terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Hal
ini menunjukkan bahwa meningkatkan motivasi belajar disertai dengan memilih
lingkungan tempat tinggal yang baik, maka hasil belajar cenderung meningkat dan
lebih baik.
Saran
Berdasarkan temuan
penelitian ini diajukan beberapa saran sebagai rekomendasi kepada berbagai
pihak sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni
Rupa, tingkatkanlah hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar, supaya memperoleh
hasil belajar yang lebih baik.
2. Bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, tingkatkanlah kualitas belajar,
supaya mendapatkan nilai yang tinggi sehingga memperoleh penghargan dari dosen
yang mengajar. Penghargaan dalam belajar bisa diperoleh dengan mendapatkan
pujian, memperoleh nilai yang tinggi jika memang layak, medapatkan hadiah, dan
lain sebagainya yang bisa diberikan oleh dosen, untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar.
3. Bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, perlu adanya upaya perubahan
dalam kegiatan belajar, bisa merubah pola-pola belajar yang lama kepola yang
baru, dengan variasi-variasi belajar yang lebih mengasyikan, sehingga kegiatan
belajarpun tidak membosankan. Bagi dosen Jurusan Seni Rupa, juga perlu membuat
suasana belajar menjadi menarik, dengan menvariasikan cara mengajar, bisa
menggunakan infocus, gambar, diskusi,
praktek ke luar kelas, dan lain sebagainya, sehingga mahasiswa tidak bosan,
motivasi belajarnyapun akan meningkat.
4. Bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, pilihlah lingkungan tempat
tinggal yang tenang, aman, dan nyaman,
bisa dengan melakukan observasi terlebih dahulu menanyakan kepada
pengelola kos bagaimana kondisi lingkungan tempat kos tersebut, apakah
mendukung atau tidak terhadap hasil belajar nantinya. Apabila seorang mahasiswa
sudah terlanjur tinggal dilingkungan kos yang tidak mendukung terhadap hasil
belajar, sebaiknya berpindah dan mencari lingkungan yang mendukung hasil
belajar nantinya.
5. Bagi para
pengelola kos supaya memberikan perhatian lebih kepada anak-anak kosnya, bisa
dengan menanyakan keadaannya, menanyakan kuliahnya, menyuruh anak kos untuk
rajin-rajin dalam belajar, dan perhatian lain yang bisa meningkatkan hasil
belajar anak-anak kos nantinya.
6. Bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, supaya menjaga sikap di
lingkungan tempat tinggal, untuk tidak berkata-kata yang tidak sopan, membawa
lawan jenis ke dalam kamar kos, berteriak-teriak, dan sikap-sikap yang bisa
mengganggu kenyaman orang lain. Bagi pengelola kos agar lebih tegas terhadap
anak-anak kos yang tidak menjaga etika di lingkungan kos tersebut, supaya
menegur atau bisa menyuruh pindah kalau memang sudah berulangkali melakukan
kesalahan sama yang bisa mengganggu kenyamanan orang lain.
Daftar
Rujukan
Arsyad,
Azhar. (2006). Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Press.
Dahar,
Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Emily
R. Lai. (2011). Motivation: A Literature
Review Research Report. ______: Always Learning.
Hamalik,
Oemar. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Iru,
La. (2006). Pengaruh Lingkungan Sosial
dan Pendidikan Terhadap Persepsi Pada Sesama Manusia (Studi pada Anggota
Narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Raha-Sulawesi Tenggara). Sulawesi
Tenggara.______.
Jeremy,
Harmer. (2001). The Practice Or English
Language Teaching. England: Longman-Eltcom.
Lufri. (2000). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Maulana,
Ipan. (2012). Pengaruh Lingkungan Tempat
Tinggal. Bandung: UPI.
Mudjiono
dan Dimyati. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyo, Bambang. Dkk. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Richard
M. Ryan and Edward L. Deci. (2000). Intrinsic
And Extrinsic Motivation: Classic Definition And New Directions. _______:
Academic Press.
Sudjana,
Nana. (1982). Dasar-dasar Penilaian Hasil
Belajar. Jakarta: Sera Jaya.
Uno,
Hamzah. B. (2012). Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusniati,
Renny. (2008). Lingkungan Sosial dan
Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa. Bogor: IPB.
0 komentar:
Posting Komentar